YOGYAKARTA - Suhu udara rata-rata di DIY pada siang hari tergolong cukup tinggi, bahkan pada siang hari bisa mencapai 36 derajat Celcius. Sedangkan pada malam hingga pagi hari, suhu minimum berkisar antara 22 derajat Celcius sampai 24 derajat Celcius. Penyebab suhu cukup panas dikarenakan posisi gerak semu matahari.
"Saat ini posisi semu matahari masih berada dikisaran wilayah kita (Selatan Equator). Oleh sebab itulah suhu udara terasa cukup panas. Kemudian hal lain yang menjadi penyebab udara terasa gerah di malam hari adalah adanya kandungan uap air (RH) yang cukup besar di udara," kata Kepala kelompok data dan informasi Stasiun Klimatologi Yogyakarta Etik Setyaningrum MSi.
Etik mengungkapkan, adanya kandungan uap air yang cukup besar menyebabkan adanya proses penguapan hingga pembentukan awan . Dengan adanya tutupan awan ini maka radiasi balik bumi ke atmosfer tertahan oleh awan. Sehingga tidak bisa keluar bebas ke angkasa, tetapi dipantulkan kembali ke bumi.
Hal ini menyebabkan suhu udara di bumi terasa lebih gerah. Ini juga bisa menjadi pertanda bahwa wilayah DIY memasuki masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan.
"Menyikapi kondisi ini, masyarakat perlu mempersiapkan diri, seperti membersihkan drainase (untuk menghindari banjir). Selain itu mereka juga perlu memangkas, cabang-cabang pohon yang sudah tua agar tidak roboh terkena angin," ungkapnya.