JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia akan menggunakan Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2019 per 1 Desember 2019. Hal tersebut berdampak pada perubahan nama empat stasiun.
Korporat Deputi Direktur Operasi PT Kereta Api Indonesia (KAI) Heri Siswanto mengatakan, perubahan nama stasiun terjadi di DAOP 7 dan DAOP 9. Perubahan nama berdasarkan usulan dari masing-masing DAOP.
Stasiun kereta api pertama yang berubah namanya, yakni Stasiun Barat. Nantinya nama baru Stasiun Barat yakni Stasiun Magetan (MAG).
"Stasiun Barat ini satu-satunya stasiun di Magetan. Bupati sudah bersurat ke Pak Dirut untuk adanya perubahan nama," kata dia, dalam keterangannya, Senin (25/11/2019).
Selain itu, stasiun Paron pun berubah nama menjadi Stasiun Ngawi (NGW). Masyarakat diharapkan dapat memerhatikan nama-nama stasiun baru ini.
"Ini penting, nantinya ke masyarakat. Nantinya ketika melihat lokasi untuk KA ada perubahan. Yang biasanya turun di Barat jadi Magetan. Ini tidak ada stasiun Barat berubah ke Magetan," tutur dia.
Untuk DAOP 9 perubahan juga terjadi di dua stasiun kereta api. Adapun Stasiun Karangasem berubah nama menjadi stasiun Banyuwangi Kota (BWI). Sementara Stasiun Banyuwangi Baru menjadi Stasiun Ketapang (KTG).
PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) akan memodernisasi lokomotif dan genset yang ramah lingkungan. Saat ini, setidaknya ada 36 unit lokomotif yang sudah dipesan untuk menggantikan lokomotif yang usianya sudah di atas 30 tahun.
Direktur Keuangan Kereta Api Indonesia (KAI) Didiek Hartantyo dalam keterangannya mengatakan, KAI berkomitmen membangun industri transportasi yang sehat dan ramah lingkungan dengan menggunakan bahan bakar yang minim emisi.
Yang sudah dilakukan KAI saat ini, yaitu melalui pencampuran biodiesel 20 persen (B20). Upaya ini juga sesuai dengan program pemerintah.
"Green energy ready. Artinya teknologinya sudah siap B20 sesuai program pemerintah. Kereta kita akan kita modernisasi. Ke depan kereta kita enggak ada lokomotifnya (terpisah-pisah), sudah tersambung. Kita ke depan green energy kita ganti genset," kata Didiek, di Jakarta, Senin (11/11/2019).
Sementara itu, Direktur Utama KAI Edi Sukomoro mengungkapkan pembelian lokomotif tersebut merupakan bagian dari program penggantian kereta yang usianya sudah di atas 30 tahun. Jumlahnya mencapai 672 unit di seluruh Indonesia.
Penggantian kereta tersebut dilakukan bertahap. Sebelumnya sudah ada 300 kereta yang selesai dipesan. KAI pun telah menerbitkan obligasi dengan target Rp 2 triliun. Porsi peremajaan kereta tersebut dari obligasi tahap ke II 2019 sebesar Rp 800 miliar.
"Kita berharap dalam obligasi ini yang kedua kalinya nanti akan digunakan untuk meremajakan kereta-kereta yang memang usianya sudah 30 tahun ke atas," katanya.