Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Profesor DR Dr Aru W Sudoyo SpPD KHOM FINASIM FACP, menyebut bahwa ikan asin juga menjadi salah satu bahan makanan yang dapat memicu kanker.
Pada dasarnya daging ikan memiliki protein yang baik bagi tubuh manusia. Namun, proses sampai daging ikan menjadi kering dan memiliki rasa yang asin itulah yang patut diperhatikan.
Aru menyebutkan, ada dua hal jelek atau tidak baik dari ikan asin dan menjadi racun pemicu kanker tersebut.
1. Kandungan garam tinggi
Untuk menjadikan ikan segar menjadi ikan asin, prosesnya akan melewati penggaraman supaya awet. Garam dapat menghambat atau membunuh bakteri penyebab pembusukan pada ikan.
Proses penggaraman ikan pada umumnya dilakukan dalam tiga cara, yaitu penggaraman kering (dry salting), penggaraman basah (wet salting), dan kench salting.
“Nah, ikan asin itu garamnya tinggi sekali. Garam dalam dosis tinggi itulah yang dapat memicu sel kanker. Meski daging ikannya awalnya tidak apa-apa,” kata Aru.
2. Proses penjemuran ikan asin
Setelah dilakukan penggaraman, ikan asin biasanya akan dijemur di sebuah halaman yang tersinari langsung terik matahari.
“Pada proses penjemuran, ada perubahan pada sel-sel daging ikannya, sehingga muncul bahan-bahan nitrat yang dikenal sebagai nitrosamin. Nah nitrosamin itukan zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker,” imbuhnya.
Kanker karsinoma nasofaring (KNF) menjadi salah satu penyakit kanker yang dapat terjadi akibat terlalu sering mengkonsumsi ikan asin.
“Karena kebiasaan orang kita makan ikan asin dengan nasi panas, jadi nitrosaminnya juga terbawa uap, makanya yang biasa kena esofagus dan lambung,” kata dia.
Tidak hanya itu, kombinasi mengonsumsi bahan karsinogen lewat cara lain, seperti kebiasaan merokok, juga meningkatkan faktor risiko terkena kanker tersebut.
Kebiasaan lainnya adalah mengonsumsi makanan yang masih panas dengan terburu-buru. Kombinasi panas yang mengenai tenggorokan, dosis garam tinggi dari ikan asin, dan karsinogen dari rokok bila menghisap rokok setelah makan, bisa meningkatkan risiko kanker.
“Biasanya kebiasaan itu terjadi bertahun-tahun begitu, makanya itu kanker esofagus sekarang tinggi, lambung juga,” ucap dia.
Konsumsi Sewajarnya
Meski demikian, Aru juga mengingatkan bahwa ikan asin tidak akan menimbulkan kanker jika dikonsumsi dalam batas wajar.
“Yang perlu diperhatikan yakni jika mengkonsumsi hingga tiga kali seminggu atau lebih itu bahaya. Kalau (makan ikan asin) sesekali tak apa, tapi kalau sering itu yang bisa jadi faktor pemicu kanker tadi. Apapun jangan kebanyakan, mungkin bisalah dua minggu sekali atau sebulan sekali saja,” jelas Aru.
Selain itu, ikan asin sebagai pemicu kanker akan lebih cepat lagi terjadi jika ada faktor-faktor lainnya yang terjadi di tubuh seseorang.
“Kita itu kalau makan ikan asin, nasinya jadi banyak dan karbohidratnya juga nambah jadi banyak. Udah gitu kita enggak olahraga, jadi lemak, obesitas, terus kanker deh,” ujarnya.
Jadi, semua hal itu terjadi secara tidak langsung, serta ada pula pengaruh faktor lain, seperti daya tahan tubuh yang buruk, merokok, dan kurang makan-makanan mengandung serat.