KULONPROGO - Angka pengangguran di Kabupaten Kulonprogo turun sejak dua tahun terakhir. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) setempat berharap tren positif itu bisa berlanjut di tahun ini.
Kepala Disnakertrans Kulonprogo, Eko Wisnu Wardhana mengatakan angka pengangguran di Kulonprogo pada 2017 sebesar 1,99 persen. Setahun berselang turun menjadi 1,49 persen. Sementara pada tahun ini jawatannya masih melakukan pendataan.
"Pada 2019, kami mentargetkan angka pengangguran turun lagi," kata Wisnu, Jumat (15/11/2019).
Pihaknya berupaya menekan angka pengangguran di kabupaten ini dengan mengoptimalkan Balai Latihkan Kerja (BLK).
Selain itu juga bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI), Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan (BP3) Curug, Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan (STTKD), PT. Angkasa Pura I dan PT. Angkasa Pura Support. Kerjasama ini untuk melatih warga khususnya yang terdampak pembangunan Yogyakarta Internasional Airport (YIA).
Eko mengklaim sampai saat ini sudah ada 2.110 warga Kulonprogo yang mendapat pelatihan kerja. Ribuan warga itu juga sudah bekerja sesuai bidangnya masing-masing.
Sementara itu kalangan DPRD Kulonprogo mendesak Disnakertrans untuk serius dalam menyiapkan calon tenaga kerja yang andal dengan seiring hadirnya bandara. Hal itu diungkapkan Ketua Fraksi PKB Suharto.
Menurutnya dengan adanya bandara, Kulonprogo yang praktis jadi tuan rumah perlu segera mengentaskan masalah tenaga kerja. Pengangguran sebisa mungkin dikurangi bahkan dinihilkan.
Untuk bisa mencapai itu Disnakertrans tidak hanya fokus memberi pelatihan di BLK yang notabene lulusannya jadi pekerja swasta, tapi juga harus memberikan pelatihan berwirausaha mandiri.