JAKARTA – Tanggal 1 November merupakan World Flu Day (WFD) atau Hari Flu Sedunia. Momentum ini dimanfaatkan para ahli kesehatan untuk mendorong kerja sama global dalam pencegahan dan pengendalian wabah influenza pada 2019.
Dalam momentum tersebut WFD memiliki empat tujuan utama. Pertama, memperingati 100 tahun pandemik influenza di dunia. Kedua adalah meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai risiko influenza.
Ketiga, mempercepat inovasi ilmiah dan upaya riset dalam mengatasi berbagai tantangan influenza, khususnya pengembangan vaksin flu universal, serta keempat mendorong terciptanya global political will yang lebih kuat dalam mendukung pencegahan dan pengendalian influenza.
Influenza adalah penyakit saluran napas akut yang mudah menular dan virusnya telah menyebar hingga ke seluruh penjuru dunia.
Data WHO menunjukkan bahwa sekitar 5 hingga 10 persen orang dewasa dan 20 hingga 30 persen anak-anak terkena influenza setiap tahunnya.
Sementara sekitar 290.000 hingga 650.000 orang meninggal dunia karena influenza. Sayangnya, influenza kerap dianggap sebagai penyakit ringan, sedangkan influenza tidak sama dengan selesma.
Dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Senin (25/11/2019), Ketua Indonesia Influenza Foundation (IIF), Cissy B. Kartasasmita, menekankan pentingnya peran berbagai pihak di seluruh dunia dalam mengatasi epidemi influenza.
Menurutnya, World Flu Day 2019 merupakan momen tepat untuk memperkuat upaya pencegahan dan penularan penyakit influenza. Upaya ini lebih optimal jika dilakukan secara bahu-membahu antara tenaga kesehatan, pemerintah, pihak swasta, hingga masyarakat.
“Kita bisa memulainya dengan menjalankan gaya hidup sehat yang dapat meminimalkan penyebaran virus, misalnya mencuci tangan dan menutup mulut serta hidung ketika bersin,” ujarnya.
Selain gaya hidup sehat, lanjutnya, WHO juga merekomendasikan vaksinasi influenza tahunan sebagai cara paling efektif untuk mencegah influenza. Sebab, influenza adalah penyakit menular yang paling umum diderita para pelancong mancanegara dan bisa dicegah dengan vaksin.
Cissy menambahkan bahwa selain kelompok berisiko tinggi seperti individu lanjut usia, tenaga kesehatan, penderita penyakit kronis, dan penderita penyakit kardiovaskuler,vaksinasi influenza juga penting dilakukan bagi orang-orang yang melakukan perjalanan atau traveling.
Hal itu disebabkan karena risiko penyebaran virus influenza terjadi saat seseorang mulai melakukan perjalanan, baik melalui udara, kapal laut, maupun darat. Dia mencontohkan, saat musim libur, sejumlah tempat publik, seperti bandara, stasiun, dan terminal akan padat.
“Di Indonesia saja, ada sekitar 4 juta orang yang datang dari berbagai belahan dunia dan memadati berbagai bandara selama libur akhir tahun. Tentunya Anda bisa membayangkan bagaimana mudahnya penularan virus influenza terjadi,” tuturnya.
Oleh karena itu, Iris Rengganis, Ketua Perhimpunan Alergi-Imunologi Indonesia, mengatakan bahwa pentingnya vaksinasi influenza tahunan. Sebab secara medis, respons imunitas tubuh terhadap vaksinasi menurun seiring waktu, sehingga vaksinasi influenza harus dilakukan.
“Selain itu, strain virus influenza yang dominan menyebar di seluruh dunia berubah setiap tahunnya sehingga formula vaksin flu harus disesuaikan setiap tahun,” kata Rengganis.
Di dalam kesempatan yang sama, Jefri H. Sitorus, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok Jakarta juga mengingatkan bahwa para pelancong memiliki potensi terpapar virus flu sepanjang tahun.
Menurutnya, influenza bukan hanya penyakit yang muncul di musim hujan atau musim dingin. Faktanya, di iklim tropis yang hangat, flu bisa berkembang sepanjang tahun. Dalam kata lain, di belahan bumi manapun, risiko tertular virus flu selalu mengintai.
“Oleh karena itu, sebelum bepergian, cari informasi mengenai jenis virus flu di negara yang akan Anda kunjungi, lindungi diri Anda dengan menerapkan gaya hidup sehat, dan lakukan vaksinasi influenza,” ujarnya.
Hal lain yang perlu diwaspadai adalah virus influenza yang terus menerus berubah dan beradaptasi. Dhani Arifandi, Head of Medical Sanofi Pasteur Indonesia menyebut bahwa virus flu bisa disebut ‘virus pintar’ karena bisa berubah setiap tahun untuk menyerang sistem kekebalan.
Menurutnya, vaksinasi merupakan investasi kesehatan di masa depan. Semua orang, termasuk yang sehat pun, berisiko terkena influenza. Oleh karena itu, dia mengatakan bahwa telah menjalin dengan Kementerian Kesehatan, Indonesia Influenza Foundation, dan Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia.
"Kerja sama ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya vaksin influenza, khususnya menjelang musim liburan akhir tahun. Kami berharap, masyarakat dapat melakukan pencegahan melalui vaksinasi influenza sehingga dapat menjalani hidup yang bermakna,” tuturnya.