YOGYA, KRJOGJA.com - Keberadaan Yogyakarta International Airport (YIA) atau Bandara Internasional Yogyakarta (BIY) untuk peningkatan investasi, secara konsep akan didukung kawasan aerotropolis. Yaitu, kawasan ini akan menjadi bangkitan wilayah investasi dan peluang bisnis. Untuk itu, Pemda DIY dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), mendorong agar segera merampungkan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kulonprogo pada tahun ini. Dengan demikian Peraturan Pemerintah (PP) turun tahun depan dan pembangunan kawasan aerotropolis bisa direalisasikan.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY Budi Wibowo mengatakan, pihaknya tengah berkoordinasi dengan Kementerian PUPR untuk mengimplementasikan kawasan aerotropolis di Kulonprogo yang penyusunan RDTR-nya rampung tahun ini. RDTR perlu segera ditetapkan kemudian diserahkan ke gubernur untuk dimohonkan persetujuan kepada presiden dengan Peraturan Pemerintah (PP).
"Jika telah ditetapkan PP-nya tahun depan maka akan ada pengelola kawasan aerotropolis. Kawasan aerotropolis itu didominasi untuk zona komersial dan zona pariwisata dilengkapi dengan zona pendidikan dan rumah sakit," ujar Budi Wibowo.
Disampaikan, pengaruh efek ekonomi atau bangkitan aerotropolis sangat bergantung pada skala pelayanan bandara. Untuk merealisasikan wilayah aerotropolis yang memiliki potensi investasi menjadi wilayah usaha yang riil, diperlukan beberapa tindakan. Diantaranya penyiapan infrastruktur, misalnya konektivitas, air minum dan sanitasi, saluran irigasi, penyiapan pengendalian harga tanah dan infrastruktur energi.
"Sudah ada beberapa investor asing yang masuk tapi belum bisa saya ungkapkan. Guna mengantisipasi adanya makelar ataupun spekulan tanah, kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Pertanahan Kulonprogo jika ada calon investor masuk langsung ketemu pemilik tanah agar tidak menghambat investasi di kawasan aerotropolis," paparnya.
Kepala Dinas Perizinan dan Penanaman Modal (DPPM) DIY Arief Hidayat menekankan, Pemda DIY akan mengembangkan bangkitan kegiatan ekonomi baru di DIY salah satunya prakarsa Badan Usaha (unsolicited) kawasan aerotropolis. Pembangunan kawasan aerotropolis ini harus dipercepat dan tidak bisa menunggu lama karena BIY akan operasional penuh 2020.
"Kami akan akselerasi pengembangan kawasan aerotropolis dan mendorong investor baru masuk untuk pengembangan, keburu kumuh daerahnya nanti, " tandas Arief.
General Manager (GM) Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta dan Pjs GM BIY Agus Pandu Purnama menambahkan, kawasan aerotropolis ini merupakan ranah atau domain Pemda setempat karena berkaitan dengan RDTR dan sebagainya. Pihaknya sangat diuntungkan dengan adanya aerotropolis karena kawasan ini yang dibangun untuk mendukung keberadaan BIY.
"Artinya, API akan mendukung keberadaan aerotropolis tersebut yang dibangun Pemda setempat, sedangkan yang kami bangun adalah kota bandara atau airport city. Kota bandara itu miniaturnya aerotropolis, tempat semua orang bisa mengakses dan tumbuh berkembang," pungkas Pandu.