Kulon Progo – Pemerintah Kabupaten Kulon Progo melakukan Penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama (MoU) dengan Kementerian Ketenagakerjaan RI di Ruang Sermo, Jumat (15/11/2019). Penandatanganan dilakukan oleh Bupati Kulon Progo, Drs. H. Sutedjo dan Direktur Jenderal Pembinaan dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan RI, Drs. Bambang Satrio Lelono, MA. Dihadiri Dinas Tenaga Kerja DIY, Anggota DPRD DIY, Perwakilan BLK Surakarta, OPD terkait dan perwakilan Masyarakat.
Bambang Satrio mengatakan, MoU ini merupakan Pilot Project pelatihan peningkatan produktivitas daya saing melaluli kewirausahaan dan inovasi terintegrasi. Harapannya dengan ditandatanganinya MoU ini, Kulon Progo bisa maju dengan menciptakan tenaga kerja yang terampil dan banyak. Hal ini menjadi tantangan berat karena harus menurunkan angka pengangguran yang saat ini adalah 5.28 %.
“Kulon Progo maupun negara Indonesia ini, kalau kita pingin maju, kita harus bisa menciptakan tenaga kerja terampil dalam jumlah banyak dan merata”, ujarnya.
Dalam rangka peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), Bambang menyampaikan tantangan yang harus dihadapi adalah Komposisi ketenegakerjaan 63 % miss match, artinya ketrampian yang dimiliki tidak dibutuhkan di pasar kerja. Bonus Demografi, dimana jumlah pengangguran banyak di usia produktif. Prioritas pembangunan di bidang kesehatan, Pendidikan dan Pelatihan dan menciptakan ekosistem ketenagakerjaan yang fleksibel. Revousi industri 4.0 mengubah karakter masyarakat dan industri yang berakibat hilangnya pekerjaan. Namun demikian, revolusi tersebut juga akan tumbuh pekerjaan baru yang menuntut ketrampilan-ketrampilan baru. Sehingga dioerlukan sinergitas Pemerintah dengan stakehokder.
Selain itu, Bambang juga memberi apresiasi dan dukungan ke Pemkab Kulon Progo dan semua jajaran yang telah bersinergi mengintegrasikan antara Masyarakat, Pengusaha, Pemerintah Pusat dan Daerah dengan adanya Revitalisasi BLK. Harapannya kegiatan ini bisa menjadi pilot projek di Kabupaten lain dalam mengatasi masalah utama ketenagakerjaan dan menghasilkan produktifitas tinggi.
“Saya harapkan kegiatan ini akan menjadi contoh implementasi peningkatan produktivitas dan daya saing bagi Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia”, imbuhya.
Sutedjo mengucapkan terimakasih kepada Kemenaker RI yang telah memberikan perhatian lebih ke Kulon Progo. Saat ini Kulon Progo masih berusaha menekan angka kemiskinan yang masih tinggi, meskipun usia harapan hidupnya lebih tinggi. Harapannya adalah usia harapan hidup tinggi dengan kondisi masyarakat yang sejahtera.
“Kita harus memiliki semangat yang tinggi untuk terus menerus berjuang, sehingga kita tetap berada pada usia harapan hidup yang tinggi, tetapi dalam kondisi sejahtera”, terang Sutedjo. MoU tersebut merupakan upaya Kulon Progo untuk meningkatkan kualitas SDM sesuai target pertama Presidan RI untuk 5 tahun kedepan. “Kegiatan ini tentunya akan membawa manfaat yang besar dalam upaya peningkatan produktivitas dan daya saing produk”, tambahnya.