KULONPROGO - Event tahunan 'Menoreh Carnival' sebagai bagian dari kegiatan Menoreh Art Festival (MAF) 2019 sebagai rangkaian peringatan HUT ke-68 Kabupaten Kulonprogo di Alun-alun Wates, Sabtu (19/10) menarik perhatian masyarakat penonton. Sebanyak 24 perwakilan kabupaten se-Jawa, Madura dan Bali mengikuti even kebudayaan tersebut.
Mengambil start di Taman Budaya Kulonprogo (TBK) di Desa/ Kecamatan Pengasih dan finish di panggung kehormatan depan Rumah Dinas Bupati Kulonprogo, mereka menyuguhkan penampilan seni tradisional yang apik dan menarik masyarakat penonton yang berjejer di sepanjang jalan rute Menoreh Carnival.
Dilihat dari penampilan dan tema yang diusung masing-masing kontingen, semuanya mengandung pesan ajakan untuk selalu menjalin persatuan dan kesatuan atau bersatu melawan kejahatan sekaligus bergotong royong dalam hal kebaikan guna meningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat serta kemajuan pembangunan wilayah masing-masing. Sebelum masing-masing kontingen menunjukkan kepiawaiannya dalam menari di depan Wakil Bupati (Wabup) Drs H Sutedjo, Sekda Ir RM Astungkoro, Wakil Ketua I DPRD setempat H Ponimin Budi Hartono, pimpinan instansi vertikal, para Kepala Organisasi Perangkat Darah (OPD) serta lima juri dari berbagai unsur di panggung kehormatan, prosesi Menoreh Carnival 2019 diawali dengan flash move
'Beksan Wanara' dari Kagama Beksan yang dikoordinir Dian. Kemudian Wabup membuka secara resmi Menoreh Carnival 2019 dengan memukul gong disaksikan pejabat setempat.
Bregada Yudha Manggala dari Pedukuhan Kemiri Desa Margosari Kecamatan Pengasih sebagai pengawal sekaligus grup penghibur. Dengan mengusung tarian 'Nyi Ageng Serang' yang menggambarkan perjuangan pahlawan wanita di Kulonprogo tersebut, anggota Bregada Yudha Manggala cukup menarik perhatian penonton, wabup dan jajaran petinggi Pemkab Kulonprogo, terutama saat personel wanita anggota bregada tersebut memerankan tokoh Nyi Ageng Serang yang naik kuda dengan meneriyakkan 'Kulonprogo Jaya', disambut tepuk tangan meriah para penonton. Suasana semakin 'mencekam' seolah dalam suasana perang, ketika tokoh Nyi Ageng Serang menyulut kembang api dari atas kuda sementara di sekitar lokasi nampak asap berwarna-warni mengepul dan tercium aroma mesiu senjata.
Dalam penampilannya masing-masing kontingen Menoreh Carnival 2019 berupaya maksimal menyuguhkan tontonan sekaligus tuntunan agar mendapat perhatian penonton dan nilai tertinggi dari tim juri. Apalagi dalam penilaian untuk menentukan pemenang lomba, tim juri telah sepakat menilai seluruh aspek, mulai dari koreografi, kostum dan musikalitas, kekompakan dan keserasian antara gerak dan musik.
Wabup Drs Sutedjo mengungkapkan, pada Peringatan HUT ke-68 Kabupaten Kulonprogo, pihaknya memang mengadakan serangkaian acara guna menyemarakkan hari bersejarah Kulonprogo tersebut. Di antaranya MAF 2019 yang diawali dengan final lomba nglarak blarak
, parade musik daerah, anugerah kebudayaan, malam tirakatan dan macapatan massal yang diikuti 300 peserta.
Selain itu Festival Padhang Mbulan, pagelaran wayang tiga kelir dan puncak kegiatan Art For Children yang meliputi tari klasik, nabuh gamelan, sinden, tembang Jawa dan band.
"Setelah Menoreh Carnival, malam harinya ada pementasan drama klosal Sendratari Api di Bukit Menoreh versi baru dan pada Minggu (20/1) Gladen Jemparingan tingkat Nasional yang dipusatkan di Alun-alun Wates. Sementara di TBK kami juga mengadakan kegiatan 'Kulonprogo Manekowarno'," ungkap Wabup Sutedjo seraya mengajak seluruh jajaran pemkab setempat dan elemen masyarakat untuk gotong royong dan bahu membahu dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memajukan pembangunan daerah. Dengan semangat gotong royong pekerjaan yang berat menjadi ringan dan hal-hal yang sulit bisa di atasi.